Desa DERMOSARI

                 Pada hakikatnya Indonesia mengenal istliah BLT pada tahun 2005 Dengan alasan; di tahun 2004 pemerintah Indonesia memastikan harga minyak dunia naik, hal itupun yang menjadi sebab dalam pemotongan subsidi minyak di Indonesia. Hal demikian dilakukan dengan alasan BBM bersubsudi lebih bayak digunakan oleh orang-orang dari kalangan industry dan berstatus mampu. Lantas, setelah proses pendataan dilakukan, diketahui dari tahun 1998 sampai 2005 penggunaan bahan bakar bersubsidi telah digunakan sebanyak 75%. Pemotongan subsidi terus terjadi hingga tahun 2008 dengan kenaikan sebesar 50% dari harga sebelumnya, oleh karena itu harga minyak dunia kembali naik saat itu. Akibatnya, harga bahan-bahan pokok juga ikut naik, Untuk menanggulangi efek kenaikan harga bagi kelompok masyarakat miskin, pemerintah berinisiasi memperkenalkan program BLT kepada masyarakat untuk kali pertamanya pada tahun 2005. Kemudian muccullah Program BLT yang dicetuskan pertama kalinya oleh Jusuf Kalla tepat setelah dirinya dan Susilo Bambang Yudhyono terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden pada tahun 2004. Merujuk pada Instruksi Presiden no. 12 Program Langsung Tunai Bersyarat pada Oktober tahun 2005 sampai Desember 2006 dengan target 19,2 juta keluarga miskin. Namun pada saat itu harga minyak kembali naik. Program BLT sempat di jeda sampai tahun 2007. Kemudian pada awal tahun 2008 Program kembali dilaksankan yang mendasar pada Instruksi Presiden Indonesia No. 3 tahun 2008. Karena BLT ini dianggap kurang dalam implementasinya dengan itu di tahun 2012 BLT dihapuskan lalu diganti dengan istilah “Bantuan Langsung Sementara Masyarakat” (BLSM). Secara metode implementasi persis dengan BLT. Akan tetapi dalam iplementasi BLSM ini jumlah anggaran yang dikeluarkan sedikit lebih di atas dibandingkan BLT sebelumnya. Dana BLSM pada saat itu sebesar 3,8 triliun rupiah untuk 18,5 juta keluarga miskin. Dengan uang 100/kk seratus ribu rupiah per/bulannya untuk satu KK. BLSM saat itu hanya diterapkan sampai tahun 2013. Setelah priode Yusuf Kalla berakhir.

                 Pada tahun 2020 indonesia telah mamasuki zona merah Covid-19 sehingga pemerintah membutuhkan program yang dapat membantu masyarakat dalam penanganan Covid-19 secara tepat, cepat, dan bermanfaat bagi masyarakat. sehingga Jokowidodo Kembali menerapkan Program BLT-DD karena dianggap program ini cocok dan tepat dengan situasi pada saat itu. Covid-19 menjadi alasan utama munculnya BLT-dana desa di Indonesia pada tahun 2020 dunia dihebohkan dengan Corona Virus Disease atau disingkat dengan Covid-19, dimana virus ini berasal dari China wuhan dan virus ini resmi melanda di Indonesia pada awal Bulan Maret Tahun 2020, Virus tersebut menyebar ke seluruh Provinsi yang ada di Indonesia. Akibat dari penyebaran virus ini yang kini membuat masyarakat tidak bisa melakukan apapun. Interaksi antar sesama telah dibatasi, pendapatan masyarakat memerosot, hal tersebut mambuat banyak masyarakat tak berdaya. Dengan situasi seperti ini kemudian muncul aturan yang kemudian menjadi bentuk perhatian pemerintah terhadap masyarakatnya, yaitu aturan perihal BLT-DD. Sumber : http://repo.apmd.ac.id/2061/1/Abd.%20Fatta_21510027_Skripsi%20Fiks_10_02_2023%20%28Revisi%20ke2%29.pdf

                Diatas adalah sejarah BLT DD yang bisa kita laksanakan sampai saat ini. Namun yang akan kami sampaikan adalah pelaksanaan penyaluran BLT DD Masih dilaksanakan Di Desa Dermosari. Pada tahun 2025 ini BLT DD sudah dilaksanakan Dua Kali pada bulan Januari dan Bulan Februari 2025. Pada Bulan Januari dilaksanakan di tanggal 31 Januari 2025 dan di bulan Februari pada tanggal 21 Februari 2025. KPM yang menerima ada 32 Orang sesuai dengan Musdeskus yang pernah dilaksanakan oleh Kepala Desa Dermosari bersama BPD dan Masyarakat. Tidak ada perubahan tempat penyaluran pada tahun ini,kegiatan tetap dilaksanakan di aula balai desa Dermosari.