Desa DERMOSARI

                  Stunting atau masalah gagal tumbuh kembang akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan (sejak konsepsi hingga usia 2 tahun), adalah ancaman serius bagi kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. Untuk mengatasi isu ini, program kesehatan masyarakat seperti Kelas Ibu Hamil dan Kelas Balita menjadi garda terdepan dalam memberikan edukasi dan dukungan yang terstruktur bagi keluarga.

                 Atas dasar tersebut pemerintah desa Dermosari melaksanakan kegiatan kelas ibu hamil dan balita stunting di balai desa Dermosari. Acara yang didanai dari BKK tahun 2024 ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 24 oktober tahun 2025 dan dihadiri oleh 16 peserta dari 20 peserta yang diundang. Acara ini juga bertujuan untuk memberikan edukasi kepada para peserta kegiatan bahwasanya masih ada kasus balita stunting di desa Dermosari dan harapan kedepannya mereka menjadi promotor sosialisasi ke keluarga dan lingkungan setempat agar kasus stuntung bisa diminimalisir. Suprawati, Bidan desa sekaligus sebagai pengisi acara dalam kegiatan ini memberikan pembekalan ilmu pengetahuan tentang banyak hal mulai dari ibu hamil dan balita.

Pencegahan stunting harus dimulai sejak dini. Periode emas 1000 hari pertama kehidupan adalah jendela kritis di mana intervensi gizi memiliki dampak paling besar terhadap pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak. Kelas-kelas edukasi inilah yang berfungsi sebagai sarana untuk memastikan periode emas ini dimanfaatkan secara optimal.

Kelas Ibu Hamil: Pondasi Awal Kehidupan Sehat

Kelas Ibu Hamil adalah forum belajar bagi kelompok ibu hamil yang difasilitasi oleh tenaga kesehatan (bidan atau perawat). Tujuannya adalah meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap, dan perilaku ibu agar dapat menjalani kehamilan yang sehat dan aman.

Materi Kunci Pencegahan Stunting

1. Gizi Seimbang Ibu Hamil: Edukasi mengenai pentingnya asupan protein hewani (seperti telur, ikan, daging) dan mikro-nutrien penting (seperti zat besi, asam folat, kalsium) untuk mendukung tumbuh kembang janin yang optimal.

2. Pentingnya Tablet Tambah Darah (TTD): Mendorong kepatuhan minum TTD untuk mencegah anemia pada ibu hamil, yang merupakan faktor risiko bayi lahir prematur dan berat badan lahir rendah (BBLR), kondisi yang erat kaitannya dengan stunting.

3. Kesehatan dan Kebersihan Lingkungan: Edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), termasuk cuci tangan dan sanitasi yang baik, untuk mencegah infeksi yang dapat mengganggu penyerapan nutrisi.

4. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI Eksklusif: Mempersiapkan ibu untuk segera menyusui setelah melahirkan dan berkomitmen memberikan ASI eksklusif selama enam bulan penuh.

Kelas Balita: Mengawal Pertumbuhan Pasca-Kelahiran

Setelah bayi lahir, Kelas Balita (sering terintegrasi dalam kegiatan Posyandu) berfokus pada pemantauan pertumbuhan dan edukasi pengasuhan. Kelas ini ditujukan untuk ibu, ayah, atau pengasuh balita usia 0 hingga 5 tahun.

Peran Kunci dalam Penanganan Stunting

1. Pemantauan Pertumbuhan Rutin:

   • Mengajarkan cara membaca Kartu Menuju Sehat (KMS) atau buku KIA.

   • Meningkatkan kesadaran akan pentingnya penimbangan dan pengukuran panjang/tinggi badan balita setiap bulan untuk mendeteksi dini indikasi gagal tumbuh.

2. Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI):

   • Edukasi tentang kapan waktu yang tepat memulai MP-ASI (usia 6 bulan).

   • Panduan membuat MP-ASI yang Padat Gizi dan mengandung protein hewani, bukan hanya sekadar makanan pokok karbohidrat.

   • Penerapan prinsip MP-ASI tepat waktu, adekuat (cukup gizi), aman, dan diberikan dengan benar (responsif).

     Stimulasi Dini: Stunting bukan hanya soal fisik, tetapi juga perkembangan kognitif. Kelas Balita juga mengajarkan teknik stimulasi yang tepat sesuai usia anak untuk mendukung perkembangan otak yang optimal.